Selasa, 25 Agustus 2015

B2R (Back To Reality)



Assalamu'alaikum......
             Pagi yang cerah dan indah di hari rabu, seruputan  Torabika cappuccino dan sebatang rokok menemani di pagi hari, saat-saat seperti inilah adalah waktu yang tepat untuk merenung dan berfikir yaitu dengan mengungkapkannya dalam sebuah karya tulis. mungkin dari untaian tulisan ini adalah sebagai bentuk ungkapan perasaan yang tidak sempat di ungkapkan lewat perkataan.

              Ke dua orang tua ku memberi ku nama Ahmad Fajar Zaky Mubarok adalah sebuah nama yang terima jadi pemberian dari kedua orang tua ayah dan ibu. dan Alhamdulillah berkat perjuangan mereka berdua sekarang saya dapat melanjutkan kuliah. tepatnya sekarang semester 7. ini semua adalah berkat jerih payah keringat kedua orang tua, sungguh mulia mereka berdua. mudah-mudahan Allah SWT senantias membalas jerih payah mereka dengan memberikan kesehatan, rezeki yang lancar dan barokah. Amiin

              Tidak lepas dari usaha mereka dalam mendidik dan mengajari anaknya termasuk saya dan juga adik saya. mereka tak lupa senantiasa selalu memberikan nasehat pada anaknya terutama terhadap ku. mungkin bagi saya nasehat itu adalah pengalaman yang pernah dialami beliau tatkala masih muda. diantara nasehat yang beliau katakan pada saya adalah "Senantiasa Menjalani Hidup ini Dengan Realis" nasehat itu terdengar lewat kedua telinga dan sampai pada hati dan pikiran. menurut beliau ayah saya menjalani hidup realis adalah menjalani apa yang sekarang dihadapi dengan menganggapnya sebagai amanah dari Allah yang harus di kerjakan. menjalani hidup yang realis kata beliau adalah tidak menafikkan kenyataan yang dihadapi, dibalik amanah yang harus dikerjakan itu terdapat hikmah yang akan di peroleh. sering beliau ayah saya berkata seperti itu, "harus hidup realis, harus hidup realis". ternyata kalau di angan-angan sebenarnya nasehat itu tidak salah. dibalik kehidupan yang realis ternyata ada nikmat dari Allah swt. berupa tambahan-tambahan yang barokah. dengan semboyan itulah saya analisis sendiri dalam menjalankan kehidupan yang realis awalnya memang sedikit malu tapi ternyata dari malu itu lah dimulainya sebuah kebenaran dan berakhir dengan kebiasaan untuk bersikap, berkata, dan berbuat kejujuran. sehingga hidup ini akan tertata dengan baik dan benar. dan orang yang menafikkan keadaan hidupnya akan terbelenggu pada keadaan yang dialaminya. sehingga menjalani hidup di hantui dengan rasa takut, malu, pesimis dan masih banyak lagi akibatnya.

             Dari situlah saya patut berterimakasih kepada ayah yang senantiasa memberikan nasehat-nasehat bagi keluarganya. dasar yang beliau pakai adalah ayat al-Qur'an yang berbunyi "Quuu angfusakum wa ahlikum naaaro......." subhanallah begitu baiknya seorang ayah dan ayah yang baik adalah selalu menjadi Tauladan bagi keluarga termasuk anak-anaknya.

Ust. Sidiq Nugroho