Latar Belakang Observasi
Pembelajaran merupakan proses komunikasi. Dalam proses komunikasi selalu
melibatkan tiga komponen pokok yaitu komponen pengirim pesan, komponen penerima
pesan dan komponen pesan itu sendiri. Keberhasilan seorang guru dalam
pengiriman pesan terhadap peserta didik atau dalam kegiatan belajar mengajar
adalah tergantung pada metode pembelajaran yang digunakannya. Guru yang salah
dalam penggunaan metode akan mengakibatkan tidak fahamnya siswa terhadap materi
yang diajarkan. Metode pembelajaran yang digunakan harus sesuai dengan materi
yang akan disampaikan, karena dalam penyampaian materi metode yang digunakan berbeda-beda, dan harus memperhatikan kondisi
peserta didik yang akan diajar, peserta didik yang aktif berbeda dengan peserta
didik yang pasif begitu juga metode dalam pembelajarannya.
Sebagai guru pendidikan agama islam yang akan mengajar mata pelajaran
akidah akhlak harus menguasai dan paham betul tentang metode pembelajaran,
selama ini dari mata pelajaran PAI yang dirasa paling sukar oleh siswa adalah
mata pelajaran akidah akhlak, mengapa demikian, karena mata pelajaran akidah
akhlak objek kajiannya bersifat abstrak berbeda dengan yang lain yang objek
kajiannya dapat diamati oleh pancar indra, sehingga siswa sedikit kesulitan
dalam memahaminya.
Oleh sebab itu berkaitan dengan metode pembelajaran, penulis ingin
meneliti bagaimana kondisi kegiatan belajar mengajar yang ada di sekolah MTS
Sunan Kalijaga Malang. Dalam observasi kali ini penulis menggunakan metode
interview terhadap guru mata pelajaran akidah akhlak. Yang akan penlis amati
adalah mengenai metode pembelajaran akidah akhlak di kelas VII, apakah di MTS
Sunan Kalijaga dalam penggunaan metode pembelajarannya sudah berjalan dengan
baik dan metode apakah yang digunakan oleh guru di MTS Sunan Kalijogo dalam
pembelajaran akidah akhlak. Kiranya dalam laporan observasi kelompok ini banyak
terdapat kekurangan, alangkah baiknya kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan dari pembaca untuk kelanjutan pembuatan laporan observasi yang lebih
baik lagi. Karena memang manusia tidak lepas dari kesalahan.
A.
Lokasi MTS Sunan
Kalijaga
MTS Sunan Kalijaga merupakan lembaga suasta yang terletak di Jl. Candi 3
kelurahan karang besuki kota Malang, keberadaan lokasi MTS Sunan Kalijaga satu
lembaga dengan MI dan RA, begitu juga lokasinya bersebelahan dengan masjid
Nurul Huda dan pondok pesantren Anwarul Huda. Kalau boleh dikatakan lokasinya
berada di lingkungan padat penduduk. sehingga kalau dianalisis MTS Sunan Kalijogo memiliki potensi menjadi lembaga pendidikan yang maju atau berkompeten.
B.
Metode pembelajaran
akidah akhlak di MTS Sunan Kalijaga
Setelah melakukan observasi di MTS Sunan Kalijaga dengan mewawancarai
salah satu guru mata pelajaran akidah akhlak disana ternyata Dalam pembelajran
akidah akhlak di kelas VII metode yang digunakan adalah metode ceramah, metode
diskusi, dan tanya jawab. Karena memang sudah menggunakan kurikulum 2013
sehingga metode pembelajarannya harus disesuaikan dengan kurikulum yang ada.
Penggunaan metode pembelajaran akidah akhlak disana sudah disesuaikan dengan
kondisi atau keadaan para siswanya, dan tidak semena-mena menggunakan metode
yang ngawur atau sembarangan. Aspek yang diharapkan pada mata pelajaran akidah
akhlak terhadap siswa dalam kurikulum 2013 adalah siswa mampu paham dan
menguasai dari segi kognitif, afektif dan psikomotorik. Karena memang secara
psikologis siswa yang baru lulus dari MI/SD menuju jenjang MTS dalam proses
transisi ini sangatlah sulit bagi guru untuk menentukan metode pembelajaran
yang sesuai. Karena itu disana di terapkan metode ceramah, metode diskusi, dan
metode tanya jawab.
Tahap pelaksanaan metode
pembelajaran terdiri atas tiga tahap yaitu tahap pra-intruksional (kegiatan awal),
tahap instruksional (kegiatan inti), dan kegiatan akhir. Pada tahap awal
pelaksanaan pembelajaran, siswa diajak untuk melafalkan Asmaul Huna
bersama-sama sebagai kegiatan rutin yang dilakukan oleh semua kelas baik dari
kelas VII, VII, dan IX. Setelah kegiatan pembacaan asmaul Huna selesai guru
berceramah di depan murid, berbicara sedikit menyinggung materi yang akan
diajarkan mengenai akidah akhlak, kemudian siswa mendengarkan materi yang
disampaikan oleh guru.
Beberapa menit setelah metode ceramah selesai kemudian masuk pada tahap
intruksional yaitu kegiatan inti guru dengan menggunakan metode diskusi, metode
diskusi yang dilakukan adalah metode diskusi setiap satu bangku. Alur
penggunaan metode diskusi per-bangku atau per-dua anak ini guru memberikan
masalah atau persoalan kepada siswa untuk diselesaikan dengan cara berdiskusi.
Sekitar 35 siswa dibagi per-bangku untuk membahas permasalahan yang telah
diberikan guru. Setelah selesai hasil diskusi yang telah mereka kerjakan
bersama dikumpulkan dan guru menilainya.
Kemudian masuk pada tahap akhir atau penutup setelah tadi selesai
berdiskusi dan mengumpulkan hasil diskusi, lalu guru memberikan kesimpulan atau
penjelasan mengenai materi yang telah dikerjakan oleh siswa tadi. Pada tahap
ini metode tanya jawab digunakan, siswa yang kebingungan dalam memahami materi
disuruh untuk bertanya. Sehingga siswa yang kebingungan akan semakin tidak
bingung. Dan dalam penugasannya siswa disuruh untuk mereview kembali materi
yang telah disampaikan.
Demikian tadi alur pembelajaran yang dilakukan di kelas VII dalam mata
pelajaran akidah akhlak, karena setiap jenjang kelas dan setiap meteri
penggunaan metodenya berbeda-beda. Kelas VIII dan kelas IX metodenya sudah
menggunakan diskusi panel.
C.
Sarana dan Media
pembelajaran di MTS Sunan Kalijaga
Berhasil atau tidaknya seorang guru dalam melakukan metode pengajaran
tergantung pada sarana dan media pembelajaran yang digunakan.[1] Oleh sebab itu segala
sesuatu yang terkai atau berhubungan dengan metode harus di persiapkan dengan
matang dan seutuhnya, baik itu berupa sarana dan media. Mengenai sarana dalam
pembelajaran akidah akhlak kelas VII di MTS Sunan Kalijaga termasuk sudah
dikatakan cukum memenuhi, bangku yang sudah lengkap sebagai tempat duduk siswa
dalam belajar, papan tulis yang sudah ada, musholla yang setiap hari digunakan
untuk kajian keislaman dan LCD yang bergantian penggunaanya.
Sedangkan media pembelajaran yang di gunakan dalam mata pelajaran akidah
akhlak yaitu dengan pemaparan materi oleh guru dalam bentuk gambar, dan dalam
bentuk video dengan menyetelkan film kepada para siswa. Semisal dalam materi
akhlak tercela dan akhlak terpuji, pemaparan materi menggunakan video yang
berkaitan dengan materi tersebut, sehingga siswa mampu memahami materi tentang
akhlak terpuji dan akhlak tercela.
D.
Analisis Hasil
Observasi
MTS Sunan Kalijigo Malang merupakan sebuah lembaga suasta yang berada
pada naungan kemenag, kalau boleh dikatakan lembaga tersebut termasuk golongan
sekolah yang sukar maju, dilihat dari kondisi sarana dan prasaranannya yang
cukup memadai.Tapi dalam penerapan pembelajaran sudah lumayan cukup. Di MTS
sunan Kalijaga dalam pembelajaran akidah akhlak kelas VII ternyata ada tiga
metode dalam penyampaian satu materi. Setelah dianalisis kelebihan dari
penggunaan tiga metode dalam satu pertemuan ini menjadikan suasana pembelajaran
akidah akhlak tidak membosankan, melatih siswa untuk belajar aktif dan mandiri
dengan adanya metode diskusi perbangku atau dua orang. serta dengan adanya
metode tanya jawab melatih siswa berpikir aktif mengungkapkan gagasannya.
Kemudian masalah sarana yang ada di MTS sunan kalijaga sudah cukup untuk
kegiatan pembelajaran, ruang kelas yang lumayan luas, serta kondisi papan tulis
dan bangku yang masih bisa digunakan. tapi mengenai medianya yang masih kurang.
yaitu penggunaan LCD proyektor yang bergantian, sehingga apabila ada dua kelas
yang butuh LCD proyektor maka ada salah satu kelas yang harus mengalah dan ini
mengakibatkan kelas yang mengalah pembelajarannya tidak berjalan dengan optimal
dan efektif.
Daftar
Pustaka
Sanjaya Wina (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Kencana Prenatal Media, Jakarta.
image 2 |
Image 3 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar